Ana Uhibbukum Fillah

Minggu, 18 April 2010

NASEHAT ADALAH CINTA

NASEHAT ADALAH CINTA
Sebuah Niat baik jika tidak dibarengi dengan cara yang baik, seringkali malah memberikan hasil terbalik. Tidak Ada Manusia Sempurna, selalu ada kelemahan dan kekurangannya. Setiap manusia mesti mempunyai kesalahan dan sebaik-baik mereka adalah yang bertaubat kepada Allah, menyadari akan kesalahannya, lalu menyesal dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (QS. Al-Ma’idah : 2)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr )

“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, dan jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.” (HR.Muslim)

“Agama adalah nasehat.” Ditanyakan kepada beliau, “Kepada siapa ya Rasulullah?” beliau jawab, “Kepada Allah, kitabNya, RasulNya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin lainnya.” (HR.Muslim)

“addiinu nashihat” - agama adalah nasehat. Nasehat adalah suatu realisasi cinta sesama muslim, membimbingnya kepada kebaikan, menunjukinya kepada kebenaran, mengingatkannya bila lupa dan menjadikannya seorang saudara. Nasehat adalah memberitahu sesama muslim secara bijak antara yang menasehati dan yang di nasehati. Dan nasehat adalah tidak mencari kesalahannya, apabila ia salah di tutupi aibnya. Itulah nasehat yang akan mempererat tali ukhwah dan memperkokoh bangunan iman.

Rasulullah bersabda:” Seorang mukmin bagi mukmin lainnya adalah bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya”(HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana cara menasehati sesama Muslim?

1. Lakukan dengan lembut

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…”(QS.Ali Imran : 159)

Jika memberi nasehat kepada orang sesama muslim maka pedomannya adalah dengan perkataan yang lembut . Memperhati kan betul-betul yang kita keluarkan dari lisan. Berusaha mengetahui situasi dan kondisi. Tanpa harus mengundurkan dalam memberikan nasehat. Jangan sampai isi nasehat yang kita berikan benar tetapi karena tidak tepat dalam cara menyampaikan. Bisa jadi bukan kesadaran diri yang didapat tetapi sebuah penolakan.

2. Jangan mempermalukannya

Andai masih ada waktu. Apabila engkau menasehatinya secara rahasia dengan empat mata maka akan sangat membekas pada dirinya, dan dia tahu bahwa engkau pemberi nasehat, tetapi apabila engkau bicarakan dia dihadapan orang banyak maka besar kemungkinan bangkit kesombongannya .

Kemudian menyebabkan ia berbuat dosa dengan tidak menerima nasehat, dan mungkin pula ia menyangka bahwa engkau hanya ingin balas dendam dan mendeskreditkan untuk menjatuhkan kedudukannya di mata sekitarnya. Sehingga ia enggan menerima isi nasehat tersebut, tetapi apabila dilakukan secara rahasia antara kamu dan dia. Maka nasehatmu itu amat berarti bagi dia, dan dia akan menerimanya darimu. InsyaAllah

3. Kapan nasehat harus keras dan kapan jangan ditunda?

Dalam sebuah hadist shahih Muslim. Dari Jabir bahwasanya ia berkata, ”Sulaik al Ghathafani datang (ke masjid) hari Jum”ah dan Rasulullah SAW sedang duduk di atas mimbar, maka Sulaik langsung duduk tanpa shalat terlebih dahulu, maka Rasulullah SAW bertanya kepadanya, ”Apakah engaku telah melaksanakan sholat dua rakaat?” Ia berkata, ”Belum” Maka beliau SAW memerintahkan kepadanya, ”Bangunlah dan shalatlah dua rakaat”.”

Yang demikian ini bukanlah sedang mempermalukan atau menyiarkan kesalahan orang tersebut, karena saat itu adalah waktu yang tepat untuk menasehatinya, apabila dibiarkan maka akan terlewatkan.

Kita harus tahu apakah ini harus saat ini atau bisa ditunda. Kalau saudara kita akan terjerumus dalam kesesatan yang nyata, maka rasanya tidak perlu menunggu untuk memberikan peringatan/nasehat.

Atau ketika saudara kita ini punya tipikal memang harus dikerasi. Maka jika jalan lembut mental, maka sikap keras adalah lebih baik. Gunakan selalu pertimbangan prioritas dan situasi terkini.

4. STOP! Mencari kesalahan dan hindari berprasangka buruk

” Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?Tentu kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Penerima taubah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 2)

Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan prasangka, karena sebagian tindakan prasangka ada yang merupakan dosa. Dalam ayat ini juga ada larangan untuk berbuat tajassus ( mencari kesalahan atau kejelekan orang lain) yang biasanya adalah efek dari prasangka buruk. So hindari sifat perilaku diatas.
Bagi yang dinasehati…

Berpikir positiflah kepada usaha kebaikan dari saudara anda. Jangan kau keraskan hatimu, karena akan mementahkan suara-suara kebaikan itu. Berbuat kesalahan adalah manusiawi, dan yang paling baik adalah manusia berdosa yang bersegera menuju ampunan Allah SWT.

Ungkapkan rasa terimakasih. Jika anda merasa sudah benar, diskusikan dengan baik, saling menghormati dan menghargai. Jangan-jangan yang kita sangka ini sudah benar ternyata belum. Begitupun sebaliknya.

Ya Allah dekatkanlah hamba ini dengan orang-orang yang senang memberikan nasehat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RG-UG PPI 96 BLOG's Fan Box

RG-UG PPI 96 BLOG on Facebook